1.9.10

Biografi Jusuf Kalla

Muhammad Jusuf Kalla (lahir di Wattampone Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942) adalah seorang pengusaha dengan bendera "Kalla Group" yang meliputi bisnis berbagai jaringan di beberapa bidang. Jusuf Kalla adalah wakil Presiden Republik Indonesia saat ini. Anak dari pasangan pengusaha Haji Kalla dan Athirah ini pertama kali menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5).
Jusuf bersaudara 16 orang. Semasa menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin hingga menjadi sarjana, Jusuf sempat menjabat Ketua Umum HMI dan KAMI Ujung Pandang, serta Ketua Senat Fakultas Eekonomi Universitas Hasanuddin.
NV Haji Kalla Trading Company adalah satu dari sedikit perusahaan keluarga yang mampu bertahan hingga generasi kedua. Ayah Jusuf memulai usahanya dengan membuka perusahaan tekstil di Kota Bone, Sulawesi Selatan. Pindah ke Ujung Pandang, ia mendirikan tujuh firma seiring dengan nasionalisasi perusahaan asing. Itulah awal kegiatan mereka di bidang impor ekspor.
Jusuf mulai sepenuhnya menangani usaha warisan ayahnya pada tahun 1967. Usaha pertokoan dibenahi, sambil mengurus jatah sandang pangan. Ekspor dihidupkan kembali, dengan usaha bidang angkutan sebagai basis, bermodalkan 10 bis. Pada tahun 1977, Jusuf mulai berdagang mobil. Kebetulan saat itu Kantor Gubernur Sulawesi Selatan memerlukan sejumlah kendaraan. Kedutaan Jepang yang dihubunginya menjelaskan, impor mobil bisa dilakukan dalam jumlah minimal lima buah. Ketika PT Astra ditunjuk sebagai penyalur mobil Toyota di Indonesia, NV Haji Kalla menjadi agen untuk Sulawesi. Hingga kini perusahaan itu hampir memonopoli pasaran mobil di Indonesia bagian Timur.
Dalam menangani keenam perusahaan tersebut, Jusuf dibantu oleh adik, ipar, atau temannya. Ia lebih menyukai pegawai yang mantan aktivis, daripada lulusan dengan nilai tinggi tetapi tanpa pengalaman berorganisasi. Banyak di antara saudaranya menjadi dokter, insinyur, ekonom, tetapi hanya yang lelaki bergerak di bidang bisnis. Jusuf Menikah dengan Mufidah pada tahun 1967 dan kini menjadi ayah dari lima anak.
Dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI yang ke-6, maka Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat. Jusuf Kalla juga menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar saat ini menggantikan Akbar Tandjung sejak Desember 2004. Kalla mengajukan menjadi calon presiden RI pada pemilu 2009. Namun Kalla kalah secara terhormat di saat Pemilu 2009 oleh pasangan SBY Budiono, Kalla berpasangan dengan Wiranto. Kini Kalla getol menangani masalah kemanusiaan, yaitu mengurus PMI.

Berikut adalah salah satu catatan Jusuf Kalla yang merupakan curahan pemikirannya,

JANGAN BERHENTI DI SURAMADU
Kita patut bersyukur karena kita telah memiliki sebuah jembatan yang terpanjang di Asia tenggara. Jembatan SURAMADU, yang selama puluhan tahun kita usahakan. Jembatan yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Madura. Dengan begitu masyarakat Madura bisa mengejar ketertinggalannya dengan wilayah di sekitarnya yang telah maju terlebih dahulu. Dengan mudahnya akses antara Pulau Jawa dan Madura maka kegiatan perekonomian antara kedua pulau akan lebih mudah dilakukan.
Namun apa-pun pencapaian kita dalam membangun infrastruktur jembatan tersebut, kita jangan terus terlena dan berpuas hati. Bagaimanapun kondisi infrastruktur transportasi darat kita masih jauh dari ideal. Masih banyak daerah yang terisolasi dan terpencil karena Infrastuktur transportasi darat yang tidak memadai. Padahal daerah tersebut memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
Kita harus bisa memetik pelajaran pada masa dulu kita pernah berbangga, karena lebih dahulu membangun jalan Tol dibanding Malaysia dan Cina. Tapi sampai saat ini panjang total jalan tol kita hanya 350 KM. Sedangkan Malaysia, yang wilayahnya jauh lebih kecil dibanding Indonesia, pada tahun 2001 saja sudah memiliki panjang jalan Tol sampai dengan 1.230 Km. Cina bahkan sudah memiliki 100 ribu KM. Dan terus dikembangkan sampai sekarang..
Sedangkan kondisi Infrastruktur angkutan darat di indonesia ini sangat memprihatinkan. Dari sekitar 35.000 KM jaringan jalanan nasional yang kita miliki, sekitar sepertiganya rusak berat maupun ringan. Demikian pula dengan jalan-jalan Provinsi. Betapapun beratnya beban yang harus dipikul, pembangunan infrastruktur transportasi darat harus dilakukan secara konsisten.
Misalnya kita harus memberi perhatian yang cukup besar terhadap pembangunan infrastruktur Kereta Api. Mengingat negara yang paling maju sekalipun menempatkan Prioritas jalur Kereta Api sebagai media utama tranportasi daratnya. Karena selain daya angkutnya sangat besar, juga kereta Api sebagai subtitusi dari angkutan udara.
Namun yang patut disayangkan, di tengah perlombaan negara maju untuk membangun jalur transportasi Kereta Apinya, di negara kita justru semakin menyusut. Pada tahun 1939, rel Kereta Api yang kita miliki mencapai 6.811 KM. Pada tahun 1956 panjangnya berkurang menjadi 6.096 KM. Dan pada tahun 2000 menyusut sampai dengan tinggal 4.030 KM. Ada penurunan sekitar 41%! Di sisi lain jumlah lokomotif kita dari 1.314 Unit dan sekarang sisa 530 saja.
Memang diakui ada hambatan dalam pengembangan infrastruktur itu sendiri. Selain masalah keuangan negara yang terbatas jumlahnya, masalah terbesar dalam pembangunan Infrasstruktur darat adalah masalah pembebasan lahan. Banyak pembangunan infrastruktur angkutan darat yang terhambat akibat pemilik lahan bernafsu memiliki keuntungan yang sebesar besarnya. Mereka berkedok tidak mau menjual lahan, padahal maksud sesungguhnya adalah untuk memeras investor atau pemerintah agar mau membeli lahan mereka dengan harga yang tidak masuk akal.
Itulah sebabnya mengapa sampai sekarang, kita belum bisa membangun jalur kereta Api menuju Bandara Soekarno Hatta, karena terhambat pada pembebasan lahan. Padahal harus diakui keberadaan Jalur Kereta menuju Bandara Soekarno Hatta adalah hal yang tidak bisa ditunda lagi. Mengingat jalur menuju bandara sering macet meski sudah dibangun jalur tol baru. (Jusuf Kalla)

TODAY DIRECTORY © 2008 today directory.

TOPO